Friday, May 21, 2010

Menuju Kemenangan Besar

Aisyah berkata, “ Aku bertanya pada rosululah,
Siapakah yang lebih besar hak terhadap wanita ? jawab Rosulullah, “ Suaminya “. Siapa pula yang berhak terhadap laki laki ? jawab Rosulullah “ Ibunya “.

Wanita adalah sosok yang tiada bandingannya, Islam memberikan pandangan penghargaan dan penghormatan atas diri wanita. Wanita ibarat perhiasan yang paling indah yang layak untuk dijaga dan dilindungi martabat dan harga dirinya. Di bawah tapak kakinya-lah Surga itu berada. Dalam kehidupan berbangsa, kiprah wanita sangatlah menentukan nasib bangsa. Seorang wanita adalah ibu dari anak anaknya, partner dan pendamping suami, dan juga seorang anak dan saudara dari sebuah keluarga, wanita elemen penting dari sebuah tatanan masyarakat dan tak kalah penting bahwa wanita adalah seorang hamba Allah di bumi ini.
Sebagai seorang hamba Allah wanita memiliki potensi akal, ruhiyah dan kalifah untuk meningkatkan kadar keimanannya. Dengan keimanannya itulah ia memiliki hak sepenuhnya atas anak anaknya untuk merawat, mendidik dan membentuk pribadi tangguh baik fisik, mental dan spiritualnya. Sebagai seorang pendamping bagi suaminya, ia memiliki kewajiban untuk mendorong suami agar selalu dalam keadaan istiqomah dalam iman. Dan dalam tatanan masyarakatnya ia hendaknya mampu membina hubungan baik dengan sosialnya, beramar ma’ruf nahi mungkar, menggerakkan masyarakatnya hingga mampu memberikan usulan, solusi dan permasalahan yang ada, dengan kata lain seorang wanita harus mampu berkiprah dengan kemampuan dan kelebihannya masing masing.Dan inilah yan mampu memberikan pengaruh bagi karakter suatu bangsa yang merupakan suatu sistem besar dari tatanan masayarakat.
Bagaimana kemudian semua tersebut diatas menjadi tanggungjawab wanita? dalam Al Qur’an surat An Nisa dan At Taubah telah dianjurkan kepada mukmin laki laki dan perempuan, dan disinilah letak kesetaraan laki laki dan perempuan untuk mampu berkiprah bagi lingkungannya, meski perbedaan penciptaan yang telah ditetapkan olehNya.

4:124. Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.

9:71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolon g bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


Jaman beredar….Musim berganti
Zaman yang dihadapi sekarang ini, merupakan era globalisasi yang memberikan peluang kepada siapa saja untuk masuk memberikan wawasan ideology yang berbeda dengan ajaran Islam. Kini banyak wanita Islam yang berpakaian kafir, begitu mudahnya mereka melepas tanggung jawab moral untuk anaknya, keluarganya atau bahkan ibu bapaknya. Banyak ibu yang kehilangan wibawa dimata anak - anaknya. Kejayaan jahiliyah kembali lagi menggerogoti iman kaum muslimah yang menyenangi kemilau fatamorgana yang dibawa oleh efek negative globalisasi dan modernisasi.
Perang ideology menjadi semakin tak terelakkan manakala setiap insan berada diluar jalur keimanan yang benar. Tidak sedikit yang berada pada jalur kuning, banyak pula yang berada pada jalur merah, Sementara tak ketinggalan pengikut yang antri pada jalur biru. Qur’an dan Sunnah tak lagi disandang sebagai penuntun perilaku kehidupan sosial bermasyarakat. Dekadensi moral yang telah menggrogoti iman dan taqwa penduduk negeri ini melalui food, film, fashion, free thinkers, financial, faith dan friction atau bahkan freedom of religion tengah berhasil memporak porandakan kualitas keimanan dan kemajuan sumber daya penduduk negeri ini. Lebih parahnya lagi Kapitalis Asing yang telah merubah wajahnya menjadikan arah penduduk ini sebagai negeri pengemis dan pemulung, yang tak mampu berdiri dengan tegaknya di negeri sendiri.
Efek negative tersebut diatas menjadikan tantangan dan jeram olakan bagi wanita untuk berkiprah semakin besar. Nasyiatul Aisyiyah sebagai wadah para wanita untuk berkiprah ber amar ma’ruf nahi mungkar sesuai dengan dasar Quran dan Sunnah semestinya memiliki logika penalaran dan ide untuk membentuk cara agar bagaimana wanita mampu merespon permasalahan yang ada. Relevansitas diperlukan untuk mampu membendung arus pemikiran barat yang menurunkan martabat wanita dengan dalih pembebasannya. Tindakan merespon perubahan konteks sosial harus dapat segera dilakukan dengan arif dan sesuai pedoman Qur’an dan hadits.
Memang cukup sulit dilakukan dan inilah yang disebut sebagai perjuangan untuk membela aqidah dan agama Allah, juga untuk pembebasan penduduk dari keterpurukan dan jauh dari katasejahteraan lahir dan batin. Pekerjaan yang teramat besar namun harus tetap dapat dilakukan. Namun Nasyiah harus selalu bergerak dan bertindak merubah dan memantabkan strategi dan taktik untuk terus mencari jalan keluar yang mungkin tak mampu diraih saat ini. Namun suatu kabar gembira bagi siapa saja yang berniat untuk selalu berjuang di jalanNYa dan bersabar. Suatu kemenangan dan kebahagiaan abadi baginya.

3:142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

9:20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.





( refleksi nasyiah yang ke 79,
moga menjadi semangat untukku………..untukmu juga Nasyiah )

Selanjutnya...
Template by : syaffa my-syaffa.blogspot.com